WANITA HEBAT ZAMAN ROSULULLAH
1. NUSAIBAH binti KA'AB Si Perisai Rasulullah, Jago Pedang
Ummu Imarah adalah panggilan yang ditujukan untuk Nusaibah binti Ka'ab, ia adalah seorang sahabat Rasulullah dari kalangan wanita yang telah mengukirkan banyak jasa untuk dakwah Islam.
Nusaibah binti Ka'ab adalah wanita yang tangguh lagi pemberani, ia adalah lambang keberanian yang abadi. Kisahnya yang paling dikenal adalah ketika umat Islam berperang melawan orang-orang kafir dalam perang Uhud.
Pada saat itu Rasulullah tengah berdiri di puncak Uhud dan pada saat itu pula para pasukan musuh tengah mendekat ke arah Rasulullah untuk menyerang beliau. Nusaibah binti Ka'ab yang melihat hal itu lalu mencoba melindungi Rasulullah dengan mengibas-ngibaskan pedangnya untuk menghalau anak panah yang mengarah kepada Rasulullah.
2. KHAULAH binti AZUR , Pedang Allah dari Kalangan Wanita
Kita tahu bahwa julukan "Pedang Allah" adalah julukan untuk Khalid bin Walid, namun Khaulah binti Azur juga memiliki julukan yang sama yakni "Pedang Allah" dari kalangan wanita.
Ia adalah salah satu sosok wanita tangguh dan pemberani, jiwa dan raganya ia korbankan untuk membela Islam. Pada saat kaum muslimin berhadapan dengan para pasukan Romawi, ia pada mulanya hanyalah sebagai petugas medis dan pemasok logistik bagi para mujahidi-mujahidin lainnya.
Namun, semangat jihadnya tiba-tiba muncul setelah ia mendengar bahwa kakaknya yang bernama Dhirara bin Azur telah ditawan oleh pasukan Romawi. Dengan penuh semangat, ia kemudian mengambil senjata dan menunggangi kuda untuk ikut berperang melawan pasukan Romawi.
Pada saat itu, pasukan kaum muslimin yang dipimpin oleh Khalid bin Walid tengah dalam keadaan terdesak. Namun kemudian datanglah seseorang yang dengan gagah perkasa menunggangi kuda dan menyergap pasukan-pasukan musuh dan membunuh mereka.
Pasukan kaum muslimin pun dibuat tercengang dan penasaran. Kemudian panglima Khalid bin Walid mendekati orang misterius itu dan berkata, "Demi Allah yang telah melindungi seorang pejuang yang berani membela agama-Nya dan menentang kaum musyrik. Tolong buka wajahmu." namun karena masih banyak musuh yang harus dihadapi, Khaulah tidak menjawab pertanyaan Khalid.
Kemudian Khalid bin Walid kembali bertanya kepadanya, dan Khaulah pun memberitahukan bahwa dirinya adalah Khaulah bin Azur. Mendengar bahwa pejuang yang gagah berani itu adalah seorang wanita sontak para mujahidin kembali terbakar semangatnya untuk berperang melawan musuh-musuh Allah.
Dengan hadirnya Khaulah bin Azur ini, akhirnya kaum muslimin mampu mengalahkan pasukan Romawi. Namun, nasib kakaknya belum jelas hingga pada akhirnya setelah Romawi mengajak damai. Dhirara ditawan di Homs karena telah membunuh anak raja dan banyak tentara Romawi.
Ia kemudian ikut kembali ke medan perang untuk menyelamatkan kakaknya yang ditawan itu, hingga pada akhirnya berkat pertolongan Allah SWT kakaknya berhasil diselamatkan.
3. NAILAH isteri SAYIDINA USTMAN bin AFAN si Cantik yang Pemberani
Nailah binti al-Farafishah adalah istri Khalifah Ustman bin Affan. Dia terkenal cantik dan pandai. Bahkan suaminya sendiri memujinya begini: “Saya tidak menemui seorang wanita yang lebih sempurna akalnya dari dirinya. Saya tidak segan apabila ia mengalahkan akalku.” Subhanallah!
Mereka menikah di Madinah al-Munawwarah dan sejak itu Ustman kagum pada tutur kata dan keahlian Nailah di bidang sastra. Karena cintanya, Ustman paling senang memberikan hadiah untuk istrinya itu. Mereka punya satu orang anak perempuan, Maryan binti Ustman.
Ketika terjadi fitnah yang memecah belah umat Islam pada tahun 35 Hijriyah, Nailah ikut mengangkat pedang untuk membela suaminya. Seorang musuh menerobos masuk dan menyerang dengan pedang pada saat Ustman sedang memegang mushaf atau Al Qur’an.
Tetesan darahnya jatuh pada ayat 137 surah Al Baqarah yang berbunyi, “Maka Allah akan memelihara engkau dari mereka.”
Seseorang pemberontak lain masuk dengan pedang terhunus. Nailah berhasil merebut pedang itu namun si musuh kembali merampas senjata itu, dan menyebabkan jari-jari Nailah terputus Ustman syahid karena sabetan pedang pemberontak.
Seseorang pemberontak lain masuk dengan pedang terhunus. Nailah berhasil merebut pedang itu namun si musuh kembali merampas senjata itu, dan menyebabkan jari-jari Nailah terputus Ustman syahid karena sabetan pedang pemberontak.
Air mata Nailah tumpah ruah saat memangku jenazah sang suami. Ketika kemudian ada musuh yang dengan penuh kebencian menampari wajah Ustman yang sudah wafat itu, Nailah lalu berdoa, “Semoga Allah menjadikan tanganmu kering, membutakan matamu dan tidak ada ampunan atas dosa-dosamu!”
Dikisahkan dalam sejarah bahwa si penampar itu keluar dari rumah Ustman dalam keadaan tangannya menjadi kering dan matanya buta!
Sesudah Ustman wafat, Nailah berkabung selama 4 bulan 10 hari. Ia tak berdandan dan berhias dan tidak meninggalkan rumah Ustman ke rumah ayahny
0 komentar:
Posting Komentar